KabarBetawi, Jakarta – Pahlawan nasional Ismail Marzuki merupakan komponis besar Indonesia yang menghasilkan lagu-lagu luar biasa dan sarat makna atas kecintaannya pada Indonesia, termasuk lagu-lagu asmara.
Pada 1968, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin mengabadikan namanya sebagai pusat kesenian: Taman Ismail Marzuki, di Cikini, Jakarta Pusat.
Menariknya, kehidupan Ismail Marzuki (1914-1958), segera diangkat ke layar lebar oleh Pusat Produksi Film Negara (PPFN).
Rencananya film ini berjudul “Ismail Marzuki: Nada, Cinta, Bangsa”. Ini berdasarkan naskah karya Chairil Gibran Ramadha –biasa disapa CGR (sastrawan dan budayawan Betawi). CGR juga akan bertindak sebagai konsultan sejarah, konsultan budaya, konsultan lapangan, dan pelatih dialog.
Targetnya film biografi (biopic) “Ismail Marzuki: Nada, Cinta, Bangsa” akan tayang pada Mei 2026, bertepatan dengan bulan kelahiran dan meninggalnya Ismail Marzuki alias Bang Maing, kalau orang Betawi bilang.
Satu tim produksi yang sudah mendapat restu dari Narliswandi Piliang alias Iwan Piliang selaku Direktur Pengembangan PPFN, terdiri dari Chairil Gibran Ramadhan dari Padasan Pictures (produser), Laora Arkeman (Produser Eksekutif), Afrizal Anoda (produser), Enison Sinaro (sutradara), Dwiki Darmawan (Penata Musik), Faozan Rizal (Penata Kamera), Eros Eflin (Penata Artistik), dan Saida (Penata Busana).
Naskah “Ismail Marzuki: Nada, Cinta, Bangsa” merupakan skenario layar lebar perdana CGR. Risetnya dimulai pada 2011 dan rampung penulisannya pada 2017, dibantu Enison Sinaro dan Laora Arkeman sebagai supervisor.
Hasil riset pustaka, riset lapangan, dan riset wawancara ini sudah mendapat restu dari putri Ismail Marzuki satu-satunya, Rachmi Aziah, begitu pula dengan kedudukan Enison Sinaro selaku sutradara.
Rachmi Aziah juga akan jadi konsultan produksi dan tampil sebagai cameo. Direncanakan, skenario tersebut diterbitkan dalam bentuk buku (ISBN diperoleh 2018) dan diluncurkan sebagai suvenir, bersamaan peluncuran film “Ismail Marzuki: Nada, Cinta, Bangsa”.
Menurut CGR, sebelum dipinang Iwan Piliang, naskahnya sudah melanglang ke banyak pihak di Jakarta. Mulai dari tokoh Betawi, deputi kebudayaan, hingga perusahan-perusahaan film ternama, tapi diabaikan.
“Pengabaian juga diterima CGR dari Kepala Disparbud Jawa Barat pada akhir 2017, yang didatanginya bersama Enison Sinaro dan Laora Arkeman ke kota Bandung sejak subuh hari. Dipilihnya Bandung bukan tanpa alasan. Ismail Marzuki selama 10 tahun tinggal di Bandung, istrinya merupakan orang Bandung, dan menulis setidaknya lima judul lagi berlatar Bandung dan Tanah Pasundan,” ujar CGR dalam siaran pers pada Kabarbetawi.id.