Brigjen TNI Abdul Syukur Wafat, Masyarakat Betawi Kehilangan Tokoh Luar Biasa

KabarBetawi, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 Anies R Baswedan menilai Abdul Syukur sebagai sosok yang mengutamakan kepentingan kaum Betawi dan berkomitmen mengabdi secara penuh untuk masyarakat Jakarta.

Abdul Syukur wafat, pada Jumat, 1 November 2024.

“Almarhum [Abdul Syukur] sering datang ke Balai Kota tanpa jadwal. Tiba-tiba muncul. Ia datang bukan untuk keperluan pribadi atau keluarga,” kata Anies dalam sambutannya seusai shalat jenazah di Masjid Nurul Haq di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.

Menurut Anies, almarhum datang untuk kepentingan kaum Betawi agar menjadi tuan rumah di kampungnya sendiri. “Almarhum adalah orang tua kita, sahabat kita, pejuang kita, insya Allah kembali dalam keadaan husnul khotimah.”

Ia menjelaskan lebih dari 7 tahun berinteraksi dengan Abdul Syukur, almarhum selalu membawa pesan untuk kepentingan masyarakat. Almarhum, katanya, selalu memikirkan masyarakat, kemajuan Betawi agar bisa menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri. “Komitmen untuk masyarakat Betawi itu luar biasa,” tegas Anies.

Sekretaris Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan (Forum Jibang) Indra Sutisna mengatakan, almarhum berpulang pada Jumat, 1 November 2024. Rumah duka beralamat di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.

Seusai salat Jumat, almarhum dimakamkan di Taman Pemakaman Bahagia Pondok Aren, Tangerang Selasan. Upacara pemakamann dilakukan secara militer sejak di Masjid Nurul Haq di Kebon Baru, Jakarta Selatan, maupun di pemakaman. Seusai Anies memberikan sambutan, KH Hidayat Nur Wahid membacakan doa.

Teladan bagi Betawi

Sementara itu, Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Beky Mardani mengenang almarhum sebagai sosok yang tegas dan memiliki prinsip yang kuat. Namun Abdul Syukur tidak mau berbantah-bantahan dalam hal apapun. Orientasinya selalu mencari solusi. “Itulah sebabnya almarhum selalu menjalin silaturahmi dengan berbagai komunitas,” kata Beky.

Menurut Beky, Abdul Syukur dapat menjadi panutan, teladan, khususnya generasi muda Betawi. Dalam kesehariannya Abdul Syukur menjadi menjadi orang yang dihargai dan betul-betul mengayomi semua orang. “Saya yakin almarhum mendapatkan tempat yang mulia,” kata Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Barat tersebut.

Pemakaman Brigjen (Purn) dr Abdul Syukur.

Ketua Umum Bamus

Dalam kesempatan yang sama, Pendiri Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Rusdi Saleh menyatakan bahwa ia merasakan sangat kehilangan tokoh Betawi dengan pemikiran bernas. “Almarhum pernah menjadi Ketua Umum Bamus Betawi yang merupakan payung dari sejumlah organisasi masyarakat,” kata Rusdi.

Menurut Rusdi, pemikiran Abdul Syukur memiliki orisinalitas dan idenya selalu baru. “Ia memikirkan Betawi bukan hanya masa kini, tapi juga masa depan,” kata Rusdi.

Abdul Syukur tercatat sebagai dokter militer. Pendidikan dokternya diambil di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tidak hanya itu, sebagai jenderal yang dokter, ia dikenal jago ngaji dan memiliki karier gemilang di militer.

Lahir di Jakarta, 21 April 1941, Babe Syukur, begitu panggilan akrabnya, dikenal sebagai khatib dan penceramah andal. Ceramahnya sejauk dan menentramkan hati pendengarnya.

Karier militer yang pernah dijabat antara lain sebagai Kakesdim 1105, Kepala Rumkit Dam XI/TB, Asnis Kepala Cakespreu Jaukesad, dan Kepala Pusrehabcat Dephankam.

Pendidikan militer yang diikutinya adalah Suspepa, Suslapa, Susjamen, dan Pendidikan Luar Negeri Shchool of Public Health University of Hawaii dan Henry Dunant Institute, Geneva, Swiss.

Abdul Syukur banyak memperjuangkan kepentingan Betawi di Jakarta. Dia menjadi salah satu tokoh yang bersikeras bahwa Jakarta harus dipimpin oleh orang Betawi pada Pilkada 2002.

Ia pernah menjadi Ketua Umum Bamus Betawi Betawi periode 1997-2002 dan aktif sebagai Ketua Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Budaya sejak 2014.

Dari pernikahannya, ia dikaruniai sembilan anak dan 25 cucu. Generasi Babe Syukur dengan Dra. Siti Hadijah ada juga yang mengikuti jejaknya sebagai dokter yaitu drg. Tita Belatifa Susandra dan dr. Rizki Aferoza Diandra, SpP (spesialis sehat medik).

Forum Jibang Berduka

Anggota Forum Jibang Apriansyah Bahtiar, Beky Mardani, Lahyanto Nadie, Roosyana Hasbullah, Rudi Saputra, Rusdi Saleh, Sibroh Malisi, dan Yoyo Mukhtar, sejak pagi hari telah berada di rumah duka.

Dalam pandangan Sibroh, almarhum adalah orang yang ‘tak tawadu’. “Artinya tak tahu warna duit, sangat idealis dan tak mempan disogok.”

Innalillahi Wainna illaihi Rojiun. Forum Jibang sangat berduka cita. Semoga almarhum diampuni segala dosa dan kesalahannya dan ditempatkan yang terbaik di sisi Allah SWT.