Budaya Betawi Harus Naik Kelas, Ali Murtado Dorong Permata MHT Jadi Penggerak

Kabarbetawi.id, Jakarta – Wakil Walikota Jakarta Selatan, Ali Murtado, menegaskan pentingnya konsolidasi sebagai ruang membuka wawasan, visi, dan misi organisasi. Hal itu ia sampaikan dalam acara Konsolidasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Permata MHT dengan Koordinator Wilayah (Korwil) Jakarta Selatan, yang berlangsung pada Minggu (24/8/2025) di Hotel Arion Suites Kemang, Jakarta Selatan.

Dalam pemaparannya, Ali Murtado mengisahkan pengalamannya sejak muda yang tak pernah masuk dalam kepengurusan OSIS, namun tetap aktif memberi masukan. Dari pengalaman itu, ia menarik pelajaran bahwa sebuah organisasi harus dicintai dan bermanfaat bagi anggotanya maupun masyarakat. “Kalau organisasi itu bermanfaat, maka dia akan dicintai. Dan kalau dicintai, organisasi itu akan tumbuh dengan baik,” ujarnya.

Ali menekankan bahwa bergabung dengan organisasi bukanlah untuk mencari penghasilan, melainkan justru untuk menghidupkan dan membesarkan organisasi. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat Betawi untuk menjadikan Permata MHT sebagai organisasi yang besar, bermanfaat, dan dicintai. “Kalau Permata hidup, besar, dan memberi manfaat, saya yakin seribu persen dukungan masyarakat akan mengalir dengan sendirinya,” tegasnya.

Ketua Korwil Permata MHT Jakarta Selatan, Mukhlisin saat menyampaikan sambutannya 

Lebih lanjut, ia melihat momentum ini sangat tepat, seiring dengan perubahan status Jakarta dari ibu kota negara menjadi kota global. Menurutnya, kondisi ini memberi ruang lebih luas bagi budaya Betawi untuk berkembang dan tampil menonjol. “Dulu, saat Jakarta masih ibu kota, budaya Betawi tidak bisa berdiri sendiri karena harus mengakomodasi semua budaya. Kini saatnya Betawi naik kelas dan berkembang di kota global,” ungkap Ali.

Selain soal budaya, Ali juga menyinggung persoalan sosial dan pembangunan yang terjadi di Jakarta, termasuk dampak PHK, lapangan kerja, hingga kemacetan di wilayah Jakarta Selatan. Ia menilai Permata MHT dapat menjadi mitra strategis pemerintah dengan memberi masukan dalam mencari solusi. “Kehadiran camat, eksekutif, hingga tokoh masyarakat di forum ini adalah kesempatan besar. Pemikiran mereka bisa menjadi rujukan bagi Permata untuk memberikan masukan brilian kepada pemerintah,” kata Ali.

Ia menutup pernyataannya dengan optimisme bahwa Permata MHT dapat mengambil peran penting dalam menjawab tantangan zaman sekaligus menjaga budaya Betawi agar tetap hidup dan relevan. “Mari kita jadikan konsolidasi ini sebagai momentum besar untuk menghidupkan Permata, membesarkan Permata, dan menjadikan budaya Betawi sebagai kekuatan di kota global,” pungkasnya.

Sementara itu, Muklisin, selaku Pimpinan Korwil Permata MHT Jakarta Selatan yang juga Sekretaris Kota Jakarta Selatan, menegaskan bahwa konsolidasi Permata MHT bukan hanya memperkuat kekompakan, tetapi juga menjadi sarana untuk menjaga serta mengembangkan seni dan budaya Betawi di tengah masyarakat.

“Lewat konsolidasi ini kita makin kompak, makin kuat, apalagi dalam menjaga dan ngembangin seni budaya Betawi di Jakarta. Permata MHT kita harapkan bisa terus hadir di tengah masyarakat, bawa tradisi yang jangan sampai hilang,” ujarnya.

Muklisin juga berharap hasil konsolidasi dapat memperkuat peran Permata MHT sebagai organisasi masyarakat yang mampu menjaga tradisi, merumuskan kepengurusan yang solid, dan sekaligus menanamkan nilai kebersamaan serta nasionalisme bagi generasi muda. (hel)