Kabarbetawi.id, Jakarta – Organisasi Kemasyarakatan Persatuan Masyarakat Jakarta Mohammad Husni Thamrin (Permata MHT) terus memperkuat konsolidasi di lima wilayah DKI Jakarta dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Sabtu (26/7/2025), DPP Permata MHT bersama Korwil Jakarta Timur menggelar konsolidasi di Hotel Luxury Inn, Arion, Rawamangun.
Acara ini dihadiri jajaran pimpinan DPP Permata MHT, tokoh masyarakat, alim ulama, Ketua MUI Jakarta Timur KH Didi Supandi, Lc., M.A., serta perwakilan Sudin Kebudayaan Jakarta Timur, Paulo Rossi Tambunan, Farza mewakili Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Ketua Korwil Jakarta Timur, KH Mar’ie Marzuki, menyampaikan pihaknya telah membentuk Korcam dan Korkel dengan 70 anggota sesuai mandat yang diberikan DPP Permata MHT.
“Permata MHT berdiri sejak 1976, bergerak di bidang sosial, kebudayaan, dan kerohanian. Dengan adanya Korcam dan Korkel, kami berharap Permata semakin dikenal dan bermanfaat bagi masyarakat Jakarta melalui kegiatan-kegiatannya,” ujar Kyai Mar’ie.
Ketua Harian DPP Permata MHT, HM Nuh, menegaskan bahwa Permata MHT bukan organisasi politik. “Kita harus rukun dan kompak menjaga Jakarta, khususnya masyarakat Betawi, sebagai masyarakat inti penduduk Jakarta. Prinsip kita alon-alon asal kelakon, dengan mengedepankan persatuan melalui kegiatan budaya, sosial, dan religi, kita berharap Jakarta selalu aman damai dan tentram, terlebih Jakarta akan menjadi kota Global yang berbudaya,” ucap HM Nuh.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Dewan Pembina Permata MHT, Bang Fauzi Bowo, dan Ketua Umum Permata MHT sekaligus Sekda DKI, H Marullah Matali, yang selalu menekankan agar organisasi tetap konsisten di jalurnya tanpa keberpihakan politik.
Sekjen Permata MHT, H Supli Ali, menambahkan bahwa sejak 2021 Permata MHT telah memiliki akta notaris sebagai landasan hukum, meskipun Permata ada sejak tahun 1976, namun secara legalitas kita baru mengurusnya pada tahun 2021, berkat usaha Bang H Hamzah, yang memang ahli di bidang ini.
“Susunan pengurus juga sudah ditetapkan dengan sekretariat di Jalan Jati Baru, Tanah Abang,” jelasnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini menjadi langkah nyata Permata MHT untuk memperluas konsolidasi hingga tingkat kelurahan sekaligus mempertegas peranannya sebagai ormas yang menjaga kebersamaan dan kerukunan warga Jakarta.
Seperti yang di jelaskan oleh H Hamzah, selaku bendahara umum Permata MHT, menurutnya, evaluasi dan konsolidasi untuk memperkuat peranannya di tengah masyarakat. Dalam konsolidasi terbaru, Permata membentuk kepengurusan di tingkat koordinator kecamatan dan kelurahan.
“Kita selalu mengadakan evaluasi. Salah satunya melalui konsolidasi yang hari ini kita laksanakan, yakni pembentukan kepengurusan di tingkat koordinator kecamatan dan kelurahan. Kenapa ini perlu? Karena banyak masyarakat yang belum banyak tahu tentang Permata,” ujar H. Hamzah.
Menurutnya, selama ini kegiatan Permata cukup banyak, namun masih terkonsentrasi di tingkat DPP. Dengan adanya kepengurusan baru di tingkat bawah, ia berharap program-program dapat diimplementasikan hingga ke masyarakat secara langsung.
“Ke depan kita harapkan program-program ini bisa diimplementasikan sampai ke tingkat kelurahan sehingga masyarakat semakin memahami keberadaan Permata. Banyak kegiatan sudah kita lakukan, seperti pembagian bingkisan menjelang Idul Fitri, pemotongan hewan qurban, sembako murah, dan lain sebagainya, namun belum sepenuhnya diketahui masyarakat luas,” pungkas H Hamzah.Sementara itu Ketua MUI Jakarta Timur, KH Didi Supandi, Lc., M.A yang turut hadir menyoroti tantangan umat Islam dalam menghadapi era modern, terutama terkait persaingan ekonomi dan teknologi. Ia menilai banyak perusahaan besar dunia seperti Microsoft, Apple, Facebook, dan Gojek mampu meraih kekayaan luar biasa meski tanpa memiliki banyak aset fisik, karena mengandalkan kekayaan intelektual dan inovasi.
Menurutnya, umat Islam perlu memiliki semangat kompetitif dan rasa “cemburu positif” agar tidak tertinggal dalam bidang ekonomi, teknologi, dan pertahanan.
“Jangan sampai kita hanya jadi penonton, sementara orang lain menguasai dunia dengan ide dan teknologi,” tegas Kyai Didi Supandi.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga martabat agama dan membangun kemandirian.
“Agama harus menjadi kekuatan untuk bangkit, bukan sekadar simbol. Kita perlu ilmu dan kesungguhan agar umat benar-benar maju,” tambahnya.
Saat ini ia menilai umat Islam masih menghadapi tantangan dalam menyatukan perbedaan internal, seperti antara NU dan Muhammadiyah, praktik tahlil, witir, maupun peringatan Maulid.
Ia menegaskan, perbedaan tersebut sering membuat umat “berputar di tempat” dan terjebak dalam perdebatan, sehingga sulit melangkah lebih jauh untuk menghadapi tantangan sosial yang lebih besar.
Menurutnya, agama seharusnya menjadi jalan persatuan, bukan alat untuk saling memukul atau bermusuhan, baik antar umat Islam maupun antar-agama. Ia menekankan pentingnya kembali belajar dari ulama dan sumber-sumber utama ajaran Islam agar umat dapat memahami agama secara lebih mendalam dan dewasa dalam menyikapi perbedaan.
Begitu juga di sebuah organisasi.
“Sekarang ini kan fenomenalnya kalau berbeda bikin yang baru, bikin tandingan, kapan bisa bersatu kalau begitu terus,” ujar Kyai Didi. Hayo kita bersatu, hilangkan perbedaan dalam hal apapun, rukun dan damai adalah kunci kesuksesan kita bersama.
Hal lainnya disampaikan oleh Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, yang menegaskan komitmennya dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan Betawi melalui berbagai program seni dan budaya. Hal ini disampaikan oleh perwakilan Sudin Kebudayaan Jakarta Timur, Paulo Rosi, dalam kegiatan konsolidasi tersebut.
Paulo Rosi menyebutkan, Pemprov DKI Jakarta bersama Pemkot Jakarta Timur terus mendukung pelestarian budaya melalui fasilitasi ruang berekspresi, pembinaan seni budaya hingga tingkat kelurahan, serta dukungan bagi kelompok kesenian lokal seperti lenong, ondel-ondel, tari topeng, musik gambang kromong dan lain sebagainya.
“Kekuatan kolaborasi merupakan pondasi utama dalam pelestarian warisan budaya. Kami siap berkoordinasi dan bekerja sama untuk memajukan seni dan budaya Betawi,” ujar Paulo Rosi.
Senada dengannya, Farza, mewakili Dinas Kebudayaan DKI Jakarta mengatakan, atas nama Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, saya mengucapkan selamat atas terselenggaranya kegiatan konsolidasi yang diselenggarakan oleh DPP Permata MHT bersama Korwil Permata MHT Jakarta Timur. Kami menyambut baik dan mendukung penuh kegiatan positif ini sebagai bagian dari upaya mempererat silaturahmi sekaligus memperkuat peran organisasi kemasyarakatan dalam menjaga nilai-nilai kebudayaan Betawi.
“Harapan kami, ke depan program-program DPP Permata MHT dapat semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat hingga ke tingkat bawah. Khususnya dalam bidang kebudayaan, kami percaya kolaborasi yang erat antara pemerintah dan organisasi masyarakat akan menjadi pondasi penting bagi pelestarian dan pengembangan budaya Betawi di tengah dinamika Jakarta sebagai kota global,” tutupnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh, KH Nurhasan, H Mursalin MA, H Sarnadi Adam, Ustad Zaini Hamdan, H Tedy, H Yusron Sjarief, H Tanto Tabrani, H Maman Abdurahman, Syahril, Sayadi, Hj Tonah dan Hj Maryati (Munaroh). (hel)