Lembaga Kebudayaan Betawi Ungkap Peluang dan Tantangan Seniman Jelang 5 Abad Kota Jakarta

KabarBetawi, Jakarta – Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Beky Mardani meminta pada sanggar-sanggar binaan LKB bersiap menjawab beragam tantangan ke depan.

Hal itu disampaikan Bang Beky, sapaan akrabnya, saat berbicara di acara “Buka Puasa Bersama LKB dan Sanggar-Sanggar Binaan” di Sekretariat LKB di Jakarta Selatan, Senin (24/3).

Acara ini diikuti sekitar 100 sanggar binaan, antara lain sanggar tari, teater, palang pintu, perguruan silat, dan para pelaku seni lain. Tampak hadir Ramdani Kubil alias Bang Madit dan Hj Tonah yang dikenal luas lantaran perannya sebagai Emak Zaenab di sinetron “Si Doel Anak Sekolahan”.

Beberapa tantangan ke depan itu, kata Beky, pertama, saat ini disiapkan Raperda Pemajuan Budaya Betawi, sesuai amanat UU No 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para seniman dan budayawan Betawi agar mempersiapkan karya-karya terbaik mereka.

Apalagi Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung secara tegas menunjukkan perhatian besarnya pada budaya Betawi dalam beberapa kesempatan.

Bang Anung berjanji menjadikan budaya Betawi sebagai budaya utama di Jakarta, menjadikan bir pletok sebagai “jamuan resmi” Balaikota DKI, menggantikan teh dan kopi. Termasuk merencanakan wajah atau nuansa Betawi di batas kota dan fasilitas umum lainnya yang relevan.

Kedua, kota ini sedang menyongsong peringatan “Lima Abad Jakarta” (1527-2027), sehingga Beky memperkirakan banyak pementasan dan inovasi-inovasi di bidang seni budaya, termasuk budaya Betawi, yang digelar guna merayakan momen bersejarah, yang hanya menghampiri 500 tahun sekali tersebut.

Ketiga, lanjut Beky, LKB sedang menggodok beberapa usulan yang akan dijadikan sebagai kado istimewa HUT Jakarta ke-498 pada Juni 2025 nanti.

Dok: LKB.

“Semua peluang dan tantangan itu harus dijawab pelaku seni budaya Betawi. Caranya dengan terus meningkatkan kreativitas, sehingga dapat menghasilkan karya-karya bernilai tinggi dan diterima bukan hanya di Jakarta dan Indonesia, tapi juga masyarakat global,” urai Beky yang juga Ketua PMI Jakarta Barat, dalam siaran persnya.

Jelang buka puasa, sempat dibuka dialog antara pengurus LKB, diwakili Imbong Hasbullah, Yahya Andi Saputra, Yoyo Muchtar, dan Ahmad Supandi dengan para pelaku seni dan pengurus sanggar. Diskusi hangat soal kesesuaian kostum dengan audiens dan ruang pentas, etika di atas panggung, hingga pakem pertunjukan dibahas secara terbuka.

Pengurus dan pelaku seni budaya akhirnya sepakat untuk duduk bareng membuat SOP pertunjukan seni budaya Betawi yang sesuai pakem. Sehingga siapa pun yang mentas nantinya, akan betul-betul menampikan budaya Betawi yang agung dan adiluhung, tanpa menutup kesempatan berkreativitas.

Acara ditutup dengan pembagian bingkisan tanda kasih dari LKB kepada para pelaku seni dan pengurus sanggar, serta dilanjutkan dengan tarawih bersama.