KabarBetawi, Jakarta Timur – Di hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei tahun ini, sejumlah intelektual Betawi mengadakan silaturahim di Assyiik Resto, Setu Cipayung, Jakarta Timur.
Sejumlah intelektual Betawi itu merupakan profesor dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta, di Jakarta dan sekitarnya.
Pertemuan silaturahim para profesor asal Betawi ini digagas oleh Prof Murodi dan Prof Sylviana Murni.
Prof Murodi dalam siaran pers mengatakan, acara ini berawal dari keinginan sejumlah profesor Betawi untuk mengadakan silaturahim guna menggagas sebuah forum atau lembaga yang menghimpun potensi intelektual Betawi dari berbagai kampus negeri dan swasta di daerah Jakarta dan sekitarnya.
“Selama ini potensi itu masih berserakan dan tidak dimanfaatkan secara maksimal baik lembaga pendidikan maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, terutama terkait pemberdayaan masyarakat dan kebudayaan Betawi. Padahal, banyak profesor dan doktor dari masyarakat Betawi yang dapat diajak kerja sama,” ujar Prof Murodi sambil menyebutkan beberapa nama seperti Prof Yasmin Shihab (Antropologi UI), Prof Bahrullah Akbar (mantan anggota BPK RI), Prof Hasbullah Thabrani (pakar kesehatan masyarakat UI), Prof Zulkifli Djunaidi (Guru Besar FKM UI), Prof Agus Suradika (Rektor Universitas Teknologi Muhammadiyah), dan sebagainya.
Menurutnya, nama-nama tersebut adalah orang-orang hebat dan sangat ahli di bidangnya. Karena itu, dirasa perlu menggagas berdirinya sebuah organisasi atau forum intelektual Betawi. Meski belum disepakati namanya, mereka bersepakat untuk secara bersama membentuk sebuah lembaga untuk menghimpun para intelektual Betawi asal kampus.

Betawi’s Intellectual Circle
Gagasan mendirikan forum yang mungkin bernama Betawi’s Intellectual Circle, punya tujuan antara lain:
- Meningkatkan kualitas pemikiran dan penelitian di bidang kebudayaan Betawi.
- Mengembangkan program pengabdian masyarakat yang berbasis kebudayaan Betawi.
- Meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap kebudayaan Betawi.
- Membangun jaringan dan kerja sama dengan institusi pendidikan dan penelitian lainnya.
Semua gagasan tersebuat akan dituangkan dalam bentuk Program Diskusi Ilmiah, tentang topik-topik yang relevan dengan kebudayaan Betawi. Selain itu, akan melakukan penelitian kolaboratif dengan institusi pendidikan dan penelitian lainnya tentang kebudayaan Betawi.
Menariknya, akan ada program publikasi jurnal ilmiah tentang kebudayaan Betawi. Terakhir, program kegiatan budaya yang mempromosikan kebudayaan Betawi, seperti festival, pameran, dan pertunjukan seni.
Dengan demikian, Betawi’s Intellectual Circle dapat menjadi wadah bagi intelektual Betawi untuk memajukan pemikiran, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang berbasis pada nilai-nilai kebudayaan Betawi.
“Itu semua impian kami sebagai intelektual masyarakat Betawi yang tergabung dalam Betawi’s” Intellectual Circle. Semoga terwujud semua impian tersebut dalam waktu dekat,” pungkas Prof Murodi.